Minggu, 14 Desember 2008

Pernah ke Ma'had Al Zaytun?

















Pernah dengar pondok pesantren Ma'had Al Zaytun?? Itu lho, yang katanya merupakan ponpes bertaraf internasional dan termegah se-Asia Tenggara? Apakah Anda tertarik untuk berkunjung kesana?

Pesantren Ma'had Al Zaytun adalah pondok pesantren  yang berada di kawasan desa Mekarjaya, Gantar - Indramayu, Jawa Barat. Letak ponpes megah ini kurang lebih sekitar 11 km di sebelah tenggara Haurgeulis.

Ponpes yang didirikan pada tahun 1996 ini berdiri megah di atas areal tanah seluas 1200 ha. Ditengah banyaknya isu miring mengenai tempat pendidikan ini, ternyata ada banyak hal menarik yang terdapat disana. 

Salah satu perbedaan antara Al Zaytun dengan ponpes-ponpes yang lainnya adalah ketersediaannya semua SDA yang diproduksi sendiri. Al Zaytun memiliki lahan khusus seluas 1000 ha yang digunakan untuk lahan perkebunan, peternakan, holtikultura dan beberapa industri lain sebagai penunjang . Di ponpes ini juga terdapat stadion olahraga, danau buatan, tempat pembelanjaan, restoran, dan masjid megah yang diberi nama Rahmatan lil'Alamin, yang konon kelak merupakan salah satu masjid terluas dan tertinggi di dunia. Apa iya???




-----------------------------

Nah, jika Anda ingin berkunjung kesana namun tidak paham dengan rute perjalanannya, berikut ada sedikit tips panduannya :




Jika Anda datang dari arah selatan (Sumedang & Majalengka) atau jalan raya Cikamurang (Palimanan - Sanca - Bantarwaru - Subang), ambil jalur ke utara pada pertigaan Sanca. Pertigaan tersebut mempertemukan 3 jalur, yaitu Cirebon, Subang dan Indramayu (Al Zaytun).

Rute perjalanan Sanca - Gantar sekitar 8 km, dengan kondisi jalan sampai saat ini cukup rusak (menunggu proses perbaikan).
Tepat sebelum Anda berada di pertigaan Gantar, ambil arah ke timur (belok kanan). Ini adalah jalan utama / pintu gerbang menuju Al Zaytun.

Jika Anda datang dari arah pantura, berhentilah di Patrol (sekitar pasar). Disana ada jalur ke selatan menuju Haurgeulis, dengan jarak tempuh Patrol-Haurgeulis sekitar 12 km. Ambil jalur tersebut. 

Jika Anda menggunakan kereta api, turunlah di stasiun Haurgeulis. Disini Anda bisa langsung mengambil arah ke timur (lewat depan pasar Haurgeulis, menuju arah Alun-alun).
  • Dari kota Haurgeulis (bundaran HI, utara Alun-alun), ambil jalur ke arah Gantar. Disitu Anda akan melalui Jl. Siliwangi + Jl. Raya Haurgeulis - Gantar sepanjang kurang lebih 8 km. Hati-hati jika melewati jalur ini karena keadaan jalan yang rusak.
  • Ketika sampai di pertigaan Gantar, ambil arah ke selatan (belok kanan). Awas, jangan sampai salah arah (Gantar belok kiri)... :D. Sekitar beberapa meter setelah tikungan, ambil jalur ke kiri lagi (ke arah timur).
  • Terussss saja.  Permukaan jalan disini lumayan bagus.
  • Setelah kurang lebih 2,5 km, Anda akan melewati sebuah jembatan sungai kecil dengan pagar dinding kokoh di depannya. Ya, Anda telah sampai di kawasan Ma'had Al Zaytun




---------------------------------------------

Hmmm.., apakah Anda ingin mencoba mengunjunginya?




Kamis, 04 Desember 2008

Ragam bahasa di Haurgeulis


Bagi Anda yang tinggal / pernah tinggal di Haurgeulis, pernahkah Anda mendengar bagaimana orang Sidadadi atau orang blok Cipedang Bunder (Mekarjati) ketika berbicara? Atau mungkin Anda pernah ngobrol dengan orang Haurkolot?  Apa bedanya dengan yang cara berbicara orang Kertanegara, Karangtumaritis & Wanakaya?? Well, pasti Anda sudah tahu bedanya..

Fenomena ini sangat menarik untuk disimak.

Menurut asal-usul (jare wong tua), pada zaman baheula (sekitar akhir abad ke-18, jaman Londo), Haurgeulis adalah sebuah daerah terpencil yang sebagian besar penduduknya menggunakan bahasa Sunda. Namun, seiring berkembangnya waktu, banyak orang-orang dari wilayah lain yang yang melancong dan akhirnya menetap di Haurgeulis. Orang-orang tersebut kebanyakan dari daerah di timur Haurgeulis, seperti Jatibarang, Karangampel, Cirebon, Brebes dan Tegal. Mereka datang berkelompok dengan menggunakan angkutan spoor. Jumlah mereka diperkirakan meningkat tajam pada awal 1900-an.

Menurut salah satu sumber yang didapat oleh panggeulisna (dari wong tua di daerah BonRu Sukajadi), kedatangan imigran pertama di Haurgeulis adalah orang-orang yang berasal dari Brebes dan Tegal. Mereka menebang hutan dan membuka lahan untuk dijadikan pemukiman di daerah-daerah yang sekarang menjadi wilayah Sidadadi, Cipedang, Sukajadi dan Lebak. Disinilah mereka akhirnya menetap hingga beranak-pinak sampai sekarang ini.

Masih menurut wong tua tadi, gelombang imigran berikutnya yang datang adalah dari daerah Cirebon, terutama dari wilayah Jamblang, Arjawinangun, Gegesik dan Losari. Mereka membuka lahan untuk dijadikan tempat tinggal di daerah barat Haurgeulis. Wilayah jajahan orang Cirebon tersebut saat ini meliputi wilayah Kertanegara, Wanakaya dan Karang Tumaritis.

Kedatangan orang-orang pendatang tersebut membuat suku Sunda Haurgeulis semakin tersingkirkan. Sisa kebudayaan (kebudayaan yang sudah berbaur dengan Jawa) mereka saat ini masih terdapat di wilayah-wilayah seperti Kubang Gading Utara & Sumur Bandung (Cipancuh), Haurkolot, Maja (Wanakaya) dan sebagian Panyingkiran (Kertanegara).

Rabu, 03 Desember 2008

Haurgeulis..., dimana sih????


Haurgeulis, sebuah kota kecamatan yang terletak di ujung barat Kabupaten Indramayu.

Haurgeulis mungkin sudah tak asing lagi di telinga masyarakat suku jawa di Jawa Barat (maksudnya itu orang Jawa Barat, tp ngomongnya pake basa Jawa. Ingat lho, sekali lgi Basa Jawa, bukan Jowo!). Haurgeulis juga dilintasi oleh jalur kereta api yang menghubungkan kota-kota lainnya di pulai Jawa. Bagi kalian yang berasal dari kawasan Tegal, Brebes, Cirebon atau Indramayu bagian timur, yang sering bolak-balik ke ibukota Jakarta dengan menggunakan spoor, tentu pasti akrab dengan nama Haurgeulis.

Kota Haurgeulis memang tidak terletak pada Jalur Pantura seperti kota-kota penting lainnya di Indramayu.
Haurgeulis berada pada jalur alternatif yang menghubungkan Jalur Pantura dengan Jalur Tengah Pulau Jawa (Purwakarta - Subang - Cikamurang - Palimanan - Cirebon).

Ini mungkin keunikan dari Haurgeulis. Berada pada wilayah yang sebenarnya tidak terlalu strategis, tapi kota ini (kota apaan?? masih bnyak kampungnya ko'..) termasuk salah satu yang terramai di wilayah Kabupaten Indramayu. Apalagi jika hari menjelang malam. Wuuuiihh, suuasana di Haurgeulis memang terasa sangat mengasyikkan. Ramainya lalu lalang kendaraan, deretan tempat perbelanjaan, barisan pedagang kaki lima, dan kilauan cahaya lampu penerang jalan seakan membuat kita ingin bersantai-santai di jalanan kota. Ditambah lagi, ABG-ABG nya yang so' gaul itu, membuat kota ini seakan menjadi lebih hidup. Tapi jangan dibandingkan suasana malam dengan siang di Haurgeulis. Cuacanya itu lho.., puaannnaass buanget !! Maklum lah, masih dekat dengan pantura.

***

Ini mungkin sekilas pandang mengenai Haurgeulis, sebuah kecamatan yang berusaha menjadi kota dengan apa adanya.



Kota Haurgeulis dari atas (ketinggian 704 meter).



Haurgeulis dari citra satelit. Tampak jauh berada di barat Kota Indramayu dan lebih dekat dengan Kota Subang.


Template by - Abdul Munir - 2008